Wednesday, July 4, 2007

Course of Italian

3 Juli 2007

Kursus bahasa Italia di Universta Per Straineira di Perugia

Hari ini aku mulai mengikuti kursus bahasa Italia yang diselenggarakan oleh Universitas Per’Straineira Perugia. Sejujurnya, untuk soal tata bahasa Italia, aku sih tidak terlalu sulit untuk memahami karena grammatika Italiana tidak terlalu beda dengan bahasa Latin yang pernah aku pelajari dulu sewaktu di Seminari. Cuma yang aku butuhkan adalah keberanian untuk berbicara dengan bahasa Italia. Belajar bahasa itu sepertinya cuma soal nekat saja deh. Membisu berarti tidak dapat berbahasa. Tetapi untukku sendiri, yang dituntut sepertinya lebih dari sekedar bisa bicara dalam bahasa Italia. Aku harus bisa menulis dalam bahasa Italia dengan gramatika yang baik. Toh pada kenyataannya, aku akan lebih banyak bergulat (bukan WCW loh) dengan banyak buku dari pada orang. Kan belajar Kitab Suci itu, mempelajari sebuah buku. Jadi harus bergumul dan “berguling-guling” dengan buku. Hehehe. Sulit sih sulit, tetapi harus tetap dijalani toh. Mmm…bukankah hidup itu sebuah perjalanan? Jadi semuanya itu harus dilewati. Pokoknya cukup dilewati saja semua yang menghadangku. Itu saja. Titik.
O ya, ternyata dalam kelasku tuh ada orang Indonesia. Tepatnya orang Nanggroe Aceh Darussalam. Dia mendapat beasiswa untuk belajar bahasa Italia. Sebagai orang muslim, aku lihat dia cukup moderat. Namanya Daisy, kalau tidak salah. Lumayanlah, ada kenalan dari Indonesia. Sekurang-kurangnya kalau buntu berbicara dalam bahasa asing, bahasa Indonesia menjadi jembatan kebiasaanku yang tidak bisa distop sampai sekarang yaitu ngomong non stop. Hehehe.
Lalu, dalam kelasku juga ada dua orang dari Eropa Timur, tepatnya Ukraina dan Rusia. Aduh…cantik buanget bo. (yang baca blog ini pasti akan menegur dalam hati…Mo..Mo..ingat-ingat panggilan loh. hehehe). Bisa dibayangkan kok wajah cewek yang dari Rusia itu. Mmm…persis kayak Anna Kournikova, petenis asal Rusia itu loh. Kalau begini, aku jadi semangat kursus nih. Hua-hua-hua. Cuma saja, aku tidak sekelompok dengan dia. Tapi, gak apa-apa.
OK..lalu ada orang Palestina, seorang imam dari gereja Ortodoks, frater dan pastor dari SDB (Salesian), dan dari Cina yang sulit sekali ngomong Italia. Ngomong saja sudah sulit, apalagi memahami. Tetapi, aku bisa memaklumi kok. Mereka kan dari negeri yang tulisan bahasanya saja aneh. Coba bayangin aja. Dari Cina dan Korea, dengan tulisan kanji, tiba-tiba harus diubah menjadi tulisan Latin. Kan ya, bikin klenger to. Untuk orang Indonesia, it is no problem. Tapi bagi mereka, jelas problem besar. Sekurang-kurangnya harus belajar hurufnya dulu. Yah, nasib yang sama kayaknya juga akan menimpa aku tiga bulan lagi. Orang Indonesia, harus belajar bahasa Ibrani dan Latin. Walah---walah---walah gak usah bayangin deh. Untuk sekarang, lebih baik bayangin orang Rusia aja. Bercanda. Hehehe (mo---mo---ingat panggilan loh. Hehehe).
Toh, aku salut dengan beberapa orang yang ada dalam kelasku. Meskipun mereka sudah tua-tua, toh mereka tetap mau belajar bahasa Italia. Bravo. Semoga, hal ini banyak ditiru oleh semua orang. Belajar tidak pernah selesai. Kalau mau awet muda, tetaplah belajar. OK.

1 comment:

Anonymous said...

pur,pur,u'll always like that.:).but i like it,keep rock'in guys!!!