Friday, June 22, 2007

Incredible event

INCREDIBLE
Roma, 22 Juni 2007

Peristiwa yang akan aku ceritakan dalam blog ini, tidak akan pernah aku lupakan sepanjang hidupku. Mungkin bagi orang lain, peristiwa ini adalah peristiwa yang sangat sederhana. Akan tetapi, bagiku orang Indonesia dari kampung yang bernama Muntilan, peristiwa ini adalah saat yang incredible. Apa sih peristiwanya? Aku diminta untuk menjadi lektor. (Stefi yang mungkin sedang membaca blog ini akan terus nyelutuk…”Yah, sama dengan gw dong”). Tetapi, ini bukan lektor sembarang lektor. Aku menjadi lektor untuk bacaan pertama di depan para kardinal OFM, para uskup OFM, dan para petinggi OFM di Kuria Roma. Dan gereja bukan gereja kelas menengah, tetapi gereja kelas atas yaitu Basilika San Giovani, Lateran. Basilika ini adalah pusat gereja Katolik sedunia sebelum didirikan Basilika San Pieter di Vatikan. Dalam gereja besar, di depan para petinggi gereja, di depan para turis yang kebetulan mampir di Basilika ini, aku menjadi lektor. Ah…mimpi apa aku semalam ya. Dan lagi, aku kan di sini belum genap satu minggu.
Ngomong-ngomong, aku ditunjuk menjadi lektor itu sebetulnya alasannya sangat sederhana. Kebetulan, bacaan pertamanya itu menggunakan bahasa Inggris. Nah, di seluruh collegio Antonianum ini tidak ada yang dapat berbahasa Inggris dengan baik selain aku. Walaupun sebetulnya, bahasa Inggrisku juga tidak seberapa baik dibandingkan orang-orang di Indonesia. Hehehe. Nah, sebelum misa pagi, ada fransiskan dari Peru yang meminta saya untuk membaca bacaan pertama. Pertama kali aku mendapat tawaran itu, aku agak bimbang. Diterima atau tidak ya. Soalnya aku tidak punya pengalaman membaca di depan para petinggi gereja. Setelah dipikir-pikir cukup lama, akhirnya aku menyanggupinya. Yah…hitung-hitung membuat sejarah dalam hidupku, pernah menjadi lektor di Basilika San Giovani di Laterano.
Jam 09.00 kami berangkat ke Basilika dengan memakai jubah Fransiskan. Dengan berjalan kaki di trotoar yang kotornya sama dengan di Indonesia, aku bergerak ke basilika. Kami mempersiapkan diri selama 2 jam. Misa baru dimulai pukul 11.00. Sebenarnya, bacaan yang akan aku baca itu Cuma tiga paragraf saja. Tetapi, aku melatihnya beberapa kali. Padahal, ketika masih di paroki Paskalis, sering kali aku berkata pada para lektris “Udah deh…nggak perlu dibaca berulang kali sebelum tampil. PD aja lagi.” Sekarang giliran aku yang terkena perkataanku sendiri. Aku betul-betul takut salah.
Tepat jam 11.00, misa kudus dimulai. Nah, pada saat itu pula aku melihat tiga uskup dari Indonesia yang ikut serta. Mgr. Leo Laba Ladjar, Mgr. Michael Angkur, Mgr. Aloysius Murwito. Nah, saat yang menegangkan itu tiba. Ketika aku mulai membaca, aku melihat seluruh uskup dan para umat melihatku. Iihhhh…ngeri deh. Aku mencoba tenang, dan membaca dengan mantap. Akhirnya, kata “That Word of the Lord” terucap dari mulutku. Selesailah sudah bacaan pertama. Aku lega banget. Aku bahagia sekali bisa membaca Kitab Suci di Basilika San Giovani di Laterano.
Setelah selesai Misa, kami ngobrol-ngobrol sebentar dengan ketiga uskup dari Indonesia ini. Mungkin, tidak ada lagi peristiwa ini selanjutnya dalam hidupku. Ada satu hal aku pelajari pada hari ini. KETIKA ADA KESEMPATAN UNTUK MENGEMBANGKAN DIRI, MENGUNGKAPKAN DIRI, DAN MEMBUAT SEJARAH DALAM KEHIDUPAN DIRI SENDIRI, JANGAN PERNAH MENOLAKNYA. JIKA MENOLAK, AKAN RUGI SENDIRI.
O..ya, harap diketahui saja ya. Mungkin tidak mudah bagi orang-orang untuk masuk bagian dalam dn tidak boleh dikunjungi dalam Basilika ini. Nah, saat ini aku bisa masuk sakristi basilika ini. Oh…megah banget. Seandainya, pemerintah Indonesia memberikan izin untuk membangun gereja, dan seandainya aku dipilih oleh KWI untuk memimpin proyek pembuatan Basilika, maka akan aku buat gereja sebesar Basilika ini, yang ornamen-ornamennya disepuh dari emas. MIMPI KALI YE….

No comments: